PENULISAN EKONOMI KOPERASI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENAL
KINERJA KOPERASI INDONESIA
MINGGU 6
Dosen: Tedy Ardiansyah SE, AS, MM

Disusun Oleh:
SWASTIKA SURYANI (17216213)
Kelas: 3EA27
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama
dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yabg memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut,
maka pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
perkumpulan-perkumpulan Koperasi. Koperasi di Indonesia belum memiliki
kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini
disebabkan Koperasi masih menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan
faktor produksi khususnya permodalan.
Tujuan Koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-mata hanya
orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat. Karena itu, dalam banyak
kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan
perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Tujuan ini
dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat
anggota tahunan. Koperasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pembentukan produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan
usaha, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan.
Secara umum, variable kinerja koperasi yang diukur untuk
melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri
dari :
1.
kelembagaan (jumlah
koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis atau kelompok koperasi, jumlah
koperasi aktif dan nonaktif)
2.
keanggotaan
3.
volume usaha
4.
permodalan
5.
asset
6.
dan sisa hasil usaha.
Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya.
Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja.
Adapun faktor-faktor tersebut menurut Armstrong (1998 : 16-17) adalah sebagai
berikut:
1.
Faktor individu (personal factors).
2.
Faktor kepemimpinan
(leadership factors).
3.
Faktor sistem (system
factors).
4.
Faktor kelompok /
rekan kerja (team factors).
5.
Faktor situasi
(contextual/situational factors).
Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan
parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang
dilakukan.
Dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa prinsip-prinsip yaitu:
1.
Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus diukur.
2.
Pekerjaan yang
tidak diukur atau dinilai tidak dapat dikelola karenadarinya tidak ada
informasi yang bersifat obyektif untuk menentukannilainya.
3.
Kerja yang tak diukur sebaiknya diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
4.
Keluaran kinerja yang diharapkan harus ditetapkan untuk seluruh kerja
yang diukur.
5.
Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasilalih-alih sekedar mengetahui tingkat usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar