Selasa, 01 Januari 2019

PENULISAN EKONOMI KOPERASI MINGGU 6 (MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENAL KINERJA KOPERASI INDONESIA)

PENULISAN EKONOMI KOPERASI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENAL KINERJA KOPERASI INDONESIA
MINGGU 6
Dosen: Tedy Ardiansyah SE, AS, MM

Image result for LOGO GUNADARMA

Disusun Oleh:
SWASTIKA SURYANI (17216213)
Kelas: 3EA27


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018

Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yabg memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi. Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan.
Tujuan Koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-mata hanya orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat. Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat anggota tahunan. Koperasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan.
  Secara umum, variable kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari :
1.      kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis atau kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif)
2.      keanggotaan
3.       volume usaha
4.       permodalan
5.       asset
6.       dan sisa hasil usaha.
        Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Armstrong (1998 : 16-17) adalah sebagai berikut:
1.       Faktor individu (personal factors).
2.      Faktor kepemimpinan (leadership factors).
3.      Faktor sistem (system factors).
4.      Faktor kelompok / rekan kerja (team factors).
5.      Faktor situasi (contextual/situational factors).
         Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan.
Dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa prinsip-prinsip yaitu:
1.       Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus diukur.
2.        Pekerjaan yang tidak diukur atau dinilai tidak dapat dikelola karenadarinya tidak ada informasi yang bersifat obyektif untuk menentukannilainya.
3.       Kerja yang tak diukur sebaiknya diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
4.      Keluaran kinerja yang diharapkan harus ditetapkan untuk seluruh kerja yang diukur.
5.      Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasilalih-alih sekedar mengetahui tingkat usaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional (NPM GANJIL) MINGGU 1

Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional ...