Sabtu, 12 Oktober 2019

Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional (NPM GANJIL) MINGGU 1


Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri
Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional
(NPM GANJIL)
MINGGU 1
Dosen: Sri Kurniasih Agustin, SE., MM


Disusun Oleh:
SWASTIKA SURYANI (17216213)
Kelas: 4EA27

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Perencanaan Pemasaran Global Dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri
Pada kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama menyusun makalah ini terutama untuk Dosen kami Ibu Sri Kurniasih Agustin, orang tua yang selalu memberikan dukungan.
Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan makalah ini sangat saya harapkan.
Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita pada umumnya dan bagi kami khususnya.
                                                                               







                                                                                          8/10 2019                                                                                             
        Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...........................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3  Tujuan Penelitian.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Perencanaan Pemasaran Global...............................................................2
2.2  Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional ....................3
BAB III PENUTUP
 3.1 Kesimpulan.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7













BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
  Pada zaman yang serba modern saat ini dengan kecanggihan tekhnologi informasi mendorong seluruh penggiat bisnis untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi modernisasi atau yang lebih dikenal dengan Era Globalisasi. Seluruh perusahaan dihadapkan pada lingkungan bisnis global dengan persaingan yang sangat kompetitif. Pengertian Rencana Pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen yang mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana pemasaran.
            Globalisasi ekonomi tidak hanya meningkatkan pertambahan pesaing di pasar, tetapi juga menambah bervariasinya persaingan yang ada di pasar.Perkembangan teknologi informasi seperti jaringan internet, dan teknologi digital lainnya membuka celah pemasaran/distribusi produk yang tidak terbatas pada ruang, tempat, dam waktu. Jaringan dan teknologi digital lainnya ini, juga memungkinkan pertukaran informasi baik mengenai produk, produsen, maupun costumer secara global dan menyeluruh. Hal tersebut dapat diakses oleh pelaku ekonomi dengan mudah sehingga transaksi bisnis tidak lagi terpaku melalui kertas tapi bisa dilaksanakan melalui jalan raya elektronik dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakannya seperti shared database, electronic fund transfer, electronic data incharge, electronic commerce, dsb. Oleh karena itu, mobilitas ekonomi pun semakin cepat dan kompetitif.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana perencanaan pemasaran global?
2.      Bagaimana tahap tahap pengembangan perusahaan transnasional?

1.3  TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.          Untuk mengetahui perencanaan pemasaran global
2.           Untuk mengetahui tahap tahap pengembangan perusahaan transnasional


BAB II
PEMBAHASAN
2.1    PERENCANAAN PEMASARAN GLOBAL
Beberapa konsep untuk memahami peluang dan tantangan pemasaran global, yaitu:
a.       Strategi
b.      Perusahaan dunia
c.       Pengelompokkan, segmentasi dan target pemasaran
d.      Kepekaan lingkungan
e.       Pengaruh yang mempersatukan dan yang membedakan
f.       Daur hidup produk
v  Dimensi strategi, dibagi sebagai berikut:
a.       Lingkungan
Ekonomi, sosiobudaya, politik, teknologi, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, dan pemerintahan.
b.      Organisasi
SDM, pemasaran, keuangan, proses manufaktur, rakayas, dan litbang.
c.       Nilai pihak yang berkepentingan
Pertumbuhan, tanggung jawab sosial, etika, estetika, gaya, kemampuan laba, geografis.

Ø  Proses perumusan strategi, adalah sebagai berikut:
a.       Penilaian kesempatan, ancaman dan kecenderungan lingkungan, kekuatan dan kelemahan organisasi serta keinginan pihak yang berkepentingan.
b.      Penentuan tujuan dan sasaran
c.       Proses identifikasi kekuatan yang mendorong bisnis, kompetensi yang membedakan
d.      Mengembangkan rencana dan program terpadu.
e.       Implementasi rencana
f.       Pengendalian.
*      Persyaratan untuk keberhasilan rencana pemasaran global:
a.       Pengetahuan tetntang pasar dan lingkungan pemasaran
b.      Pengetahuan pengenalan produk formal, teknologinya dan manfaat intinya
c.       Pengetahuan mengenai fungsi dan disiplin pemasaran.
q  Suatu rencana pemasaran global haruslah sebagai berikut:
a.       Mempunyai standar
b.      Terdesentalisasi
c.       Interaktif.
R  Persyaratan untuk keberhasilan rencana pemasaran global:
a.              Pengetahuan tentang pasar dan lingkungan lingkungan pemasaran
b.             Pengetahuan mengenali produk formal, teknologinya dan manfaat intinya
c.              Pengetahuan mengenai fungsi dan disiplin pemasaran

2.2              TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN PERUSAHAAN TRANSNASIONAL
a.    Tahap perusahaan pertama adalah Perusahaan Domestik
·   Beroperasi didalam negeri
·   Orientasi Etnosentris
Perusahaan domestik adalah suatu unit bisnis yang tingkat operasional dan pangsa pasarnya berada dalam suatu wilayah saja tanpa melewati batas suatu negara. Jenis perusahaan ini masih bersifat sederhana dan tidak kompleks karena hanya memperhitungkan berbagai variabel yang berlaku di sekitarnya saja mulai dari besar kecil kompensasi, budaya perusahaan, rekrutmen tenaga kerja, analisis pasar, dan lain sebagainya. Model perusahaan domestik tidak ada dan orientasi pasar domestik adalah bersifat etnosentris yaitu yaitu bahwa sifat pasar atau konsumen dimanapun akan sama, sehingga manajemen memandang pasar domestik padat dengan peluang yang jauh lebih aman. Peran unit negara perusahaan domestik adalah satu negara dan pengetahuannya dari negara itu sendiri Contoh perusahaannya adalah perusahaan air minum dalam kemasan dari Indonesia yaitu PT. Tirta Bahagia.

b.   Tahap perusahan kedua adalah Perusahaan Internasional
·   Beroperasi di beberapa negara
·   Orientasi Etnosentris
Perusahaan internasional adalah suatu unit bisnis yang sudah memperluas atau ekspansi produksi dan pemasaran produk baik barang maupun jasa ke luar negeri dari negara asalnya. Pada tahap kedua perusahaan mulai mengembangkan kegiatannya ke luar negeri, walaupun kegiatannya sudah berkembang ke luar negeri tetapi orientasi perusahaannya masih etnosentris atau masih berfokus terhadap pasar dalam negeri. Model perusahaan internasional adalah federasi terkoordinasi dimana perusahaan pusat mengembangkan sistem-sistem manajemen canggih yang memungkinkannya untuk mempertahankan kontrol keseluruhan, meskipun ruang-lingkup diberikan pada manajemen lokal untuk mengadopsi praktek-praktek yang mengenali kondisi-kondisi pasar lokal. Peran unit negara perusahaan internasional adalah mengadaptasi dari negara yang di ekspor dan terus meningkatkan kompetensinya. Pengetahuan perusahaan internasional berasal dari pusat dan dialihkan ke manajemen lokal. dari Contoh perusahaanya adalah PT. Sidomuncul yang berasal dari Indonesia yang produknya Tolak Angin dan sudah berbagai negara.
c.    Tahap perusahaan ketiga adalah Perusahaan Multinasional
·   Beroperasi di beberapa negara lebih banyak dari perusahaan internasional
·   Orientasi Polisentris
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini biasanya memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Penyesuaian dengan budaya di tiap negara merupakan suatu keharusan untuk dapat bertahan dan sukses. Orientasi perusahaan multinasional berubah menjadi polisentris yaitu perusahaan menggunakan strategi yang terbaik dang yang berbeda sesuai kebudayaan negara tersebut. Model perusahaan multinasional adalah federasi terdesentralisasi yaitu perusahaan yang berada di negara lain berusaha untuk mengoptimalkan kinerja mereka di negara masing-masing. Peran unit negara perusahaan multinasional adalah melihat ada atau tidaknya peluang di masing-masing negara. Pengetahuan perusahaan multinasional adalah dipertahankan dalam unit operasi. Contoh perusahaannya adalah Asustek Computer Incorporated yang berasal dari China Taipei yang memproduksi laptop, telepon genggam dan lain-lain.

d.   Tahap perusahaan keempat adalah Perusahaan Global
·   Beroperasi dibeberapa negara dengan penekanan Sumber Daya Dalam Negeri
·   Orientasi Geosentris
Perusahaan global adalah  perusahaan yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi. Sistem partisipasi bisnis global digunakan karena sudah semakin pudar dan hilangnya batasan-batasan pasar suatu negara dengan negara lainnya (globalisasi). Biasanya perusahaan global memiliki ciri distribusi sudah ekspor, memiliki unit produksi di luar negara asal dan melakukan aliansi dengan perusahaan asing. Orientasi perusahaan global adalah campuran dari etnosentris, polisentris dan geosentris. Model perusahaan global adalah federasi tersentralisasi yaitu fokusnya di pasar global dari pada pasar lokal. Peran unit negara perusahaan global adalah pemasaran atau pemcari pemasok dari berbagai negara. Pengetahuan perusahaan global adalah pemasaran dikembangkan dan dipakai bersama di seluruh perusahaan. Contoh perusahaannya adalah PT. Unilever yang berasal dari Belanda yang memproduksi makanan, minuman,pembersih dan lain-lain
e.    Tahap perusahaan kelima adalah Perusahaan Transnasional
·   Perusahaan telah mendunia
·   Orientasi Geosentris
Perusahaan transnasional  adalah perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara. Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi diseantero planet ini. Orientasi perusahaan transnasional adalah geosentris yaitu berwawasan global tanpa memandang negara asalnya. Model perusahaan transnasional adalah jaringan terpadu yaitu perusahaan mengembangkan kemampuan strategi dari tahap-tahap sebelumnya dan menggabungkannya  terhadap persaingan global tapi juga mengijinkan kewaspadaan lokal pada kebutuhan-kebutuhan pasar. Peran unit negara perusahaan transnasional adalah berkontribusi terhadap perusahaan di seluruh dunia. Pengetahuan perusahaan transnasional adalah semua fungsi dari tahap sebelumnya dikembangkan dan dipakai bersama. Contoh perusahaanya adalah PT. Coca Cola Company yang berasal dari Amerika yang memproduksi minuman bersoda.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pemasaran Global diartikan sebagai proses pemusatan sumber daya dan tujuan organisasi pada peluang pasar. Dalam melakukan sebuah bisnis atau membangun perusahaan yang berskala internasional, masing-masing pelaku pemasaran harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam kaitannya dengan Pemasaran Global. Sehingga mampu bersaing dengan baik dan juga mampu menguasai pangsa pasar internasional.
















DAFTAR PUSTAKA



Jumat, 19 April 2019

HASIL DISKUSI ETIKA BISNIS KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 2


HASIL DISKUSI ETIKA BISNIS KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 2


Hasil gambar untuk logo gunadarma

Nama: Swastika Suryani
Npm: 17216213
Kelas: 3EA27


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019



Opini Diskusi pada Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Pada Albothyl Oleh Perusahaan PT PHAROS (Kelompok 1).

Hasil Diskusi yang didapat, Dilihat dalam kasus tersebut perusahaan bisa saja memberikan sampel yang berbeda untuk diujikan kepada pihak BPOM, dan memberikan produk yang berbeda dari yang diujikan dan yang untuk dipasarkan kepada konsumen. Sedangkan dari pihak penyidik BPOM kurangnya ketelitian dalam melakukan test suatu produk, sehingga terjadi kecolongan pada obat albothyl yang ternyata mengandung zat berbahaya didalamnya.
Pada contoh kasus Albothyl ini termasuk kedalam teori etika bisnis, yaitu teori normatif karena penilaian tentang norma – norma tersebut sangat menentukan sikap manusia tentang “yang baik” dan “yang buruk”. Atau lebih tepatnya termasuk kedalam teori teleologi karena mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.
Kesimpulan yang bisa kita ambil dalam contoh kasus albothyl, karena banyaknya kasus pelanggaran di dalam etika berbisnis membuat kita sadar bahwa masih banyak nya produsen -produsen nakal yang hanya memikirkan materi tanpa memikirkan dampak apa yang telah diperbuat, pemerintah seharusnya lebih teliti terhadap pengawasan peredaran barang-barang yang beredar dan harus  lolos uji seleksi. Dan untuk masyarakat kita mengajak untuk selalu peduli terhadap apa yang di nilai kurang baik.

Opini Diskusi pada Gambaran umum profesi bisnis dan tanggung jawab moral dan sosial bisnis (Kelompok 2)

            Hasil diskusi yang didapat adalah buruknya tanggung jawab yang diberikan rumah sakit tsb, pelayanan yang diberikan dan juga moralitas. Banyaknya pasien yang terlantar membuat RS ini dinilai memberikan pelayanan yang buruk. Seharusnya sebagai rumah sakit yang notabennya mengabdi untuk masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal.




Jumat, 29 Maret 2019

MAKALAH ETIKA BISNIS “CONTOH KASUS KONSEP DASAR ETIKA DAN MORAL”

MAKALAH ETIKA BISNIS
CONTOH KASUS KONSEP DASAR ETIKA DAN MORAL
Disusun oleh:
Adinda Fitria Cendikiawati   10216172
Dian Puspitasari                      11216971
Gawan Wafitantra                  12216984
Muhammad Hafiz Yunas        14216888
Swastika Suryani                    17216213
Kelas: 3EA27
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Bisnis yang berjudul “Konsep Dasar Dan Moral”tepat pada waktunya.
          Kami menyedari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempuraan. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapakan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
          Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.


Bekasi, 29 Maret 2019

Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB 1PENDAHULUAN................................................................................. 1
                 1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
                 1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 1
       1.3. Tujuan Penelitian................................................................................... 1
      1.4. Manfaat Penelitian................................................................................. 1

BAB 2PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1. Contoh Kasus............................................................................................... .3
                    2.1.1 Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT Albothyl………………...3
                    2.1.2 Contoh kasus Dontologi........................................................ 6
BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 8
3.1.Kesimpulan................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Berita-berita mengenai pelanggaran etika bisnis mendorong ketertarikan untuk menelusuri lebih lanjut faktor-faktor yang mendorong dan dampak yang diakibatkan. Etika bisnis merupakan aspek moral dalam menjalankan bisnis. Masih banyak fenomena-fenomena dimana beberapa bisnis masih mengabaikan aspek moral.
Banyak perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan, menghindari kerugian, dan kekuatan bersaing sebagai satu-satunya tujuan dalam menjalankan bisnis sehingga faktor moral atau etika tidak lagi menjadi pertimbangan.
Dalam satu bulan terakhir ini sudah ada 3 produk yang izin edarnya ditarik oleh BPOM karena tidak sesuai ketentuan. Dimulai dari Viostin dan Enzyplex tanggal 5 Februari lalu karena terbukti mengandung DNA babi, kini Albothyl pun dibatalkan izin edarnya per tanggal 15 Februari setelah ada 38 laporan kasus terkait efek samping serius yang timbul akibat penggunaan Albothyl, oleh profesional kesehatan dalam dua tahun terakhir ini.
Perlu diketahui bahwa kualitas dan keamanan setiap produk obat maupun makanan yang beredar di Indonesia dikontrol oleh BPOM atau disebut juga post-market surveillancePost-market surveillance ini biasanya dilakukan dengan cara sampling (mengambil contoh produk langsung dari pasaran untuk diuji di laboratorium).
Dan cara samplingini bisa dilakukan secara rutin (misalnya menjelang akhir tahun atau Idul Fitri) maupun secara mendadak jika diduga ada yang tidak sesuai ketentuan.
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, aturan-aturan tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis (Fahmi, 2013:3).

Jadi etika bisnis menyangkut baik atau buruknya perilakuperilaku manusia dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis yang beretika harus dilihat dari tiga sudut pandang yaitu ekonomi, hukum, dan moral (Bertens, 2013: 25):

  1. Dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan tanpa merugikan orang lain.
  2. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak melanggar aturan-aturan hukum.
  3. Dari sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan ukuran-ukuran moralitas.

1.2              Rumusan  Masalah
Bagaimanakah contoh kasus pada Konsep Dasar Etika Dan Moral?
1.3              Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami contoh kasus pada “Konsep Dasar Etika Dan Moral”
1.4                   Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami contoh kasus dari “Konsep Dasar Etika Dan Moral”



BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Contoh Kasus Etika Bisnis
2.1.1 Pelanggaran Etika Bisnis Pada Albothyl Oleh Perusahaan PT PHAROSKasus
Dalam satu bulan terakhir ini sudah ada 3 produk yang izin edarnya ditarik oleh BPOM karena tidak sesuai ketentuan. Dimulai dari Viostin dan Enzyplex tanggal 5 Februari lalu karena terbukti mengandung DNA babi, kini Albothyl pun dibatalkan izin edarnya per tanggal 15 Februari setelah ada 38 laporan kasus terkait efek samping serius yang timbul akibat penggunaan Albothyl, oleh profesional kesehatan dalam dua tahun terakhir ini.
Pada kasus Viostin dan Enzyplex, boleh dikatakan levelnya tidak sampai membahayakan pasien. Hanya tidak sesuai dengan ketentuan pelabelan produk, mengingat Indonesia adalah negara mayoritas Muslim sehingga produk yang mengandung babi harus mengikuti ketentuan khusus, seperti yang pernah saya jelaskan dalam artikel saya sebelumnya. Tapi untuk kasus Albothyl kali ini, tentunya dianggap sangat serius karena berkaitan dengan keselamatan pasien. Dalam 38 laporan kasus tersebut menunjukkan bahwa adanya efek samping Albothyl yang malah memperparah sariawan yang diderita pasien dan menyebabkan infeksi (noma like lession).
Kejadian ini sedikit banyak menimbulkan pertanyaan dari masyarakat dan kalangan profesi kesehatan. Siapa yang salah? Produsen yang dianggap tidak serius dengan keamanan produknya atau regulator yang dianggap tidak cermat dalam mengevaluasi produk sebelum memberikan Nomor Izin Edar. Perlu diketahui bahwa kualitas dan keamanan setiap produk obat maupun makanan yang beredar di Indonesia dikontrol oleh BPOM atau disebut juga post-market surveillance. Post-market surveillance ini biasanya dilakukan dengan cara sampling (mengambil contoh produk langsung dari pasaran untuk diuji di laboratorium). Dan cara samplingini bisa dilakukan secara rutin (misalnya menjelang akhir tahun atau Idul Fitri) maupun secara mendadak jika diduga ada yang tidak sesuai ketentuan.
Namun tentunya, kontrol tidak hanya dilakukan oleh pihak regulator (dalam hal ini BPOM dan BBPOM) karena bisa dibayangkan bagaimana repotnya mereka mengontrol seluruh produk yang beredar di Indonesia beserta seluruh fasilitas produksinya. Oleh sebab itu, peran industri farmasi, profesional kesehatan di lapangan dan masyarakat awam juga diperlukan. Caranya, dengan melaporkan kejadian tidak diinginkan (baik yang serius maupun tidak serius) yang timbul akibat penggunaan suatu obat atau yang dikenal dengan istilah Farmakovigilans.
Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian, pemahaman dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat. Pelaporan ini sifatnya bisa berupa Pelaporan spontan, Pelaporan Berkala Pasca Pemasaran (Periodic Safety Update Report), Pelaporan studi keamanan pasca pemasaran, Pelaporan publikasi/literatur ilmiah, Pelaporan tindak lanjut regulatori Badan Otoritas negara lain, pelaporan tindak lanjut pemegang izin edar di negara lain, dan/atau Pelaporan dari perencanaan Manajemen Resiko.
Kesimpulan
Banyaknya kasus pelanggaran di dalam etika berbisnis membuat kita sadar bahwa masih banyak nya produsen produsen nakal yang hanya memikirkan materi tanpa memikirkan dampak apa yang telah diperbuat, pemerintah seharusnya lebih teliti terhadap pengawasan peredaran barang barang yang beredar dan harus  lolos uji seleksi. Dan untuk masyarakat kita mengajak untuk selalu peduli terhadap apa yang di nilai kurang baik. Farmakovigilans tidak hanya dilaksanakan oleh industri farmasi tetapi juga didukung oleh masyarakat awam dan profesional kesehatan di lapangan. Bagi masyarakat awam, jika menemukan atau mengalami kejadian yang tidak diinginkan setelah mengkonsumsi suatu obat, bisa menghubungi produsen dan melaporkan kejadian yang dialami (kecuali kejadian serius yang memerlukan penanganan segera ke klinik atau rumah sakit). Biasanya produsen memiliki nomor kontak layanan keluhan konsumen. Keluhan-keluhan ini akan ditindaklanjuti oleh bagian Farmakovigilans di setiap perusahaan atau produsen. Bagi profesional kesehatan lain, pelaporan ini bisa dilakukan dengan mengisi Form Kuning (Formulir Pelaporan Efek Samping Obat). pada website e-meso.pom.go.id.Untuk kemudian dikirimkan ke Pusat Farmakovigilans / MESO (Monitoring Efek Samping Obat) Nasional, Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT Badan POM RI. MESO yang dilakukan di Indonesia, bekerja sama dengan WHO-Uppsala Monitoring Center (Collaborating Center for International Drug Monitoring) yang bertujuan untuk memantau semua efek samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat. Hasil semua evaluasi yang terkumpul akan digunakan sebagai materi untuk melakukan re-evaluasi atau penilaian kembali pada obat yang telah beredar untuk selanjutnya menerapkan tindakan pengamanan yang diperlukan.
Saran
Sebaiknya badan pengawas obat dan makanan lebih memperhatikan kembali dan tidak kecolongan kembali atas kasus yang dinilai merugikan banyak pihak ini, dan selalu tegas dan menindak oknum nakal nakal tersebut, untuk masyarakat harus lebih selektif dalam pemilihan barang, untuk yang faham akan bidang nya lebih terbuka dalam membagi informasi berkaitan dengan apa yang di ketahui nya, saling berbagi manfaat dan ilmu



2.1.2 Contoh kasus Deontologi
A(laki-laki) dengan B(perempuan) telah menikah selama lima tahun. Keduanya belum memiliki anak, dan entah karena masalah keturunan ataupun yang lain. Dalam perjalanan pernikahan keduanya, diduga si B selingkuh dengan C(laki-laki). Si A mengetahui perselingkuhan tersebut.
Dan ia merasa marah dan gusar, sehingga si A konsultasi dengn pekerja sosial. Karena sengan membenci si C, A sempat berkata kepada pekerja sosial, “apabila suatu saat saya bertemu dengan C, saya akan membunuh dia.” Dalam pekerjaan sosial, mejaga kerahasiaan(confidentiality) dan menghargai keputusan klien(self determination) adalah suatu prinsip etik yang harus ditegakkan.
Analisis:
Oleh karenanya, menurut etika deontologi pekerja sosial wajib menjaga rahasia keluarga tersebut dan memberika keleluasaan kepada klien untuk berbuat sesuai keputusan klien sendiri(membunuh si C).
Baik buruk tindakan berdasarkan etika doentologi bukan didasarkan kepada akibat perbuatan tersebut yang dapat membahayakan nyawa manusia lainnya. Tetapi perbuatan itu sendiri, yakni pekerja sosial menerapkan prinsip kerahasiaan dan self determination.
Dalam pekerjaan sosial, menjaga kerahasiaan dan menghargai keputusan klien  adalah suatu prinsip etik yang harus ditegakkan. Menurut etika deontologi pekerja sosial menjaga rahasia keluarga tersebut dan memberikan keleluasaan kepada kilen untuk mengambil keputusannya sendiri.
Baik atau buruknya tindakan berdasarkan etika deontologi bukan didasarkan kepada akibat dari perbuatan tersebut yang dapat menbahayakan nyawa orang lain. Tetapi perbuatan itu sendiri, yakni pekerja sosial menerapkan prinsip kerahasiaan dan self determination(mengharagai keputusan klien).
Kesimpulan:
Jadi, apabila seseorang melakukan kebaikan tidak didasarkan kepada kewajiban, maka perbuatan tersebut tidak bisa dinilai baik.


















BAB 3
PENUTUP
3.1       Saran
            Saran untuk beberapa contoh kasus diatas adalah dengan meningkatkan kesadaran beretika dalam beretika, seharusnya mereka memikirkan kendala-kendala apa saja yang nantinya yang akan mereka hadapi.

           



DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K . 2013. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius .
Fahmi, I . 2013. Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Haurissa, L.J.,dan Praptiningsih, M. 2014. Analisis Penerapan Etika Bisnis pada PTMaju Jaya di Pare Jawa Timur. Agora Vol. 2, No. 2.


Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional (NPM GANJIL) MINGGU 1

Makalah Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri Perencanaan Pemasaran Global dan Tahap Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional ...